DISIPLIN
Posted by Unknown
on Kamis, 07 Maret 2013
5
Pengertian
Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “Discipline” yang berarti: 1) tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku (Mac Millan dalam Tu’u, 2004: 20).
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa inggrisnya yaitu “Discipline” yang berarti: 1) tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku (Mac Millan dalam Tu’u, 2004: 20).
Disiplin berasal dari kata “disciple”
yakni seseorang yang belajar secara suka rela mengiuti seorang pemimpin. Orang
tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid murid yang menuju ke
hidup yang berguna dan bahagia. Jadi, disiplin adalah merupakan cara masyarakat
mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok (Hurlock, 2002: 82).
Stara waji (2009) menyatakan bahwa
disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau
pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam
beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap
peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai
latihan yang bertujuan mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa
kedisiplinan adalah sikap seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan
terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang
hati dan kesadaran diri.
Fungsi
Kedisiplinan di Sekolah
Disiplin sangat penting dan
dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan
sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar
seorang siswa sukses dalam belajar.
Disiplin yang dimiliki oleh siswa
akan membantu siswa itu sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah
maupun di rumah. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik
jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.
Kedisiplinan sebagai alat
pendidikan yang dimaksud adalah suatu tindakan, perbuatan yang dengan sengaja
diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Tindakan atau perbuatan
tersebut dapat berupa perintah, nasehat, larangan, harapan, dan hukuman atau
sanksi. Kedisiplinan sebagai alat pendidikan diterapkan dalam rangka proses
pembentukan, pembinaan dan pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap
dan tingkah laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur,
patuh, hormat, tenggang rasa dan berdisiplin.
Di samping sebagai alat pendidikan,
kedisiplinan juga berfungsi sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan
yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarahkan seseorang untuk
menyesuaikan diri terutama dalam menaati peraturan dan tata tertib yang berlaku
di lingkungan itu.
Dalam kontek tersebut kedisiplinan
sebagai alat menyesuaikan diri di sekolah berarti kedisiplinan dapat
mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cara menaati tata tertib
sekolah. Berfungsinya kedisiplinan sebagai alat pendidikan dan alat
menyesuaikan diri akan mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Di sekolah yang kedisiplinannya baik, kegiatan belajar mengajar akan
berlangsung tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya di sekolah yang
kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung
tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah itu akan rendah.
Tu’u (2004: 38) menyatakan fungsi
kedisiplinan di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Menata Kehidupan Bersama
Manusia adalah makhluk unik yang
memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang
berbeda-beda. Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan
orang lain. Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai peraturan untuk
mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi
fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu
atau dalam masyarakat.
2) Membangun Kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang
biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan,
lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di
masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian
yang baik. Jadi lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap
kepribadian seseorang.
3) Melatih Kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan
yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat.
Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah
satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.
4) Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena
dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik
dan kuat. Disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari
luar. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri,
melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi disiplin. Jadi disiplin
berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti
peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.
5) Hukuman
Tata tertib sekolah biasanya berisi
hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi
sanksi/hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman
sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekutan bagi siswa untuk
menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan
kepatuhan dapat diperlemah.
6) Mencipta Lingkungan Kondusif
Sekolah merupakan ruang lingkup
pendidikan (Wawasan Wiyatamandala). Dalam pendidikan ada proses mendidik,
mengajar dan melatih. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin
terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses
tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai,
dan hubungan pergaulan yang baik, hal itu dicapai dengan merancang peraturan
sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta
peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara
konsisten dan konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi
lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat seperti itu,
potensi dan hasil siswa akan mencapai hasil optimal. Untuk sekolah, disiplin
itu sangat perlu dalam proses belajar mengajar, alasannya yaitu: disiplin dapat
membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar dan
meningkatkan hubungan sosial.
Apabila peraturan sekolah tanpa
tata tertib, akan muncul perilaku yang tidak tertib, tidak teratur, tidak
terkontrol, perilaku liar, yang pada gilirannya mengganggu kegiatan
pembelajaran. Suasana kondusif yang dibutuhkan dalam pembelajaran menjadi
terganggu. Dalam hal ini, penerapan dan pelaksanaan peraturan sekolah, menolong
para siswa agar dilatih dan dibiasakan hidup teratur, bertanggung jawab dan
dewasa.
Disiplin sekolah apabila
dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak
positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka
belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif
yaitu melakukan hal-hal yang lurus dan benar, dan menjauhi hal-hal yang
negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan
lingkungan yang baik itu, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan
dengan orang lain.
Dalam hal itu, menurut Maman
Rachman (dalam Tu’u 2004: 35-36), pentingnya disiplin bagi para siswa sebagai
berikut:
a) Memberikan dukungan bagi
terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b) Membantu siswa memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c) Cara menyelesaikan tuntutan yang
ingin ditunjukkan peserta didiknya terhadap lingkungannya.
d) Untuk mengatur keseimbangan
keinginan individu satu dengan individu lainnya.
e) Menjauhi siswa melakukan hal-hal
yang dilarang sekolah.
f) Mendorong siswa melakukan
hal-hal yang baik dan benar.
g) Peserta didik belajar dan
bermanfaat baginya dan lingkungannya.
h) Kebiasaan baik itu menyebabakan
ketenangan jiwanya dan lingkungannya.
Lingkungan sekolah yang teratur,
tertib, tenang tersebut memberi gambaran lingkungan siswa yang giat, gigih,
serius, penuh perhatian, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam pembelajarannya.
Lingkungan disiplin seperti itu ikut memberi andil lahirnya siswa-siswa yang
berhasil dengan kepribadian unggul. Di sana ada dan terjadi kompetisi positif
diantara mereka.
Untuk mencapai dan memiliki
ciri-ciri kepribadian tersebut, diperlukan pribadi yang giat, gigih, tekun dan
disiplin. Selanjutnya Wardiman mengatakan bahwa keunggulan tersebut baru dapat
dimiliki apabila dalam diri seseorang terdapat sikap dan perilaku disiplin.
Unsur-Unsur Disiplin
Hurlock (2002: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.
Hurlock (2002: 85) menyatakan bahwa unsur-unsur disiplin meliputi: (1) peraturan sebagai pedoman perilaku, (2) konsistensi dalam peraturan, (3) hukuman untuk pelanggaran, (4) penghargaan untuk perilaku yang baik.
Disiplin itu lahir, dan berkembang
dari sikap seseorang di dalam sistem nilai budaya yang telah ada di dalam
masyarakat. Terdapat unsur pokok yang membentuk disiplin, pertama sikap yang
telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di dalam
masyarakat. Sikap atau attitude merupakan unsur yang hidup di dalam
jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa
tingkah laku atau pemikiran. Sedangkan sistem nilai budaya merupakan bagian
dari budaya yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dan penunutun bagi
kelakuan manusia.
Perpaduan antara sikap dengan
sistem nilai budaya yang menjadi pengarah dan pedoman tadi mewujudkan sikap
mental berupa perbuatan atau tingkah laku. Unsur tersebut membentuk suatu pola
kepribadian yang menunjukkan perilaku disiplin atau tidak disiplin.
Penanggulangan
Disiplin
Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Disiplin sekolah menjadi prasyarat terbentuknya lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah, guru dan orang tua perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan disiplin sekolah.
Dengan keterlibatan dan tanggung
jawab itu, diharapkan para siswa berhasil dibina dan dibentuk menjadi
individu-individu unggul dan sukses. Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud
sebab sekolah berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan
proses pendidikan. Siswa terpacu untuk mengoptimalkan potensi dan hasil
dirinya.
Penanggulangan masalah disiplin
yang terjadi di sekolah menurut Singgih Gunarsa (dalam Tu’u 2004: 57) dapat
dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan kuratif. Mendorong
siswa melaksanakan tata tertib sekolah. Memberi persuasi bahwa tata tertib itu
baik untuk perkembangan dan keberhasilan sekolah.
Disiplin individu yang baik
menunjang peningkatan hasil belajar dan perkembangan perilaku yang positif.
Langkah represif sudah berurusan dengan siswa yang telah melanggar tata tertib
sekolah. Siswa-siswa ini ditolong agar tidak melanggar lebih jauh lagi, dengan
jalan nasehat, peringatan atau sanksi disiplin. Langkah kuratif merupakan upaya
pembinaan dan pendampingan siswa yang melanggar tata tertib dan sudah diberi
sanksi disiplin. Upaya tersebut merupakan langkah pemulihan, memperbaiki,
meluruskan, menyembuhkan perilaku yang salah dan tidak baik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin
Kedisiplinan merupakan tingkah laku
manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan
sosialnya.
Ditinjau dari sudut psikologi,
bahwa manusia memiliki dua kecenderungan yang cenderung bersikap baik dan
cenderung bersikap buruk, cenderung patuh dan tidak patuh, cenderung menurut
atau membangkang,. Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu
tergantung bagaimana pengoptimalannya.
Sehubungan manusia memiliki dua
potensi dasar tersebut, maka agar manusia memiliki sikap positif dan
berperilaku disiplin sesuai dengan aturan maka perlu upaya optimalisasi
daya-daya jiwa manusia melalui berbagai bentuk penanaman disiplin dan
kepatuhan. Upaya-upaya tersebut baik melalui pembiasaan-pembiasaan, perubahan
pola dan sistem aturan yang mengatur tingkah lakunya, kebijaksanaan, sistem
sanksi, dan penghargaan bagi pelaku dan pengawasan.
Ada dua faktor penyebab timbul
suatu tingkah laku disiplin yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan
pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991: 166).
Aturan dibuat untuk dilaksanakan
agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Tidak semua orang setuju dengan
aturan yang dibuat. Jika aturan dianggap baik, maka kita mau melaksanakan
aturan yang ada. Sebaliknya jika aturan yang dibuat dianggap tidak baik, maka
kita tidak mau menaati peraturan yang dibuat. Aturan yang tidak memiliki sanksi
tegas akan membuat orang tidak mematuhi aturan yang ada. Aturan yang memiliki
sanksi tegas akan membuat orang untuk mematuhi aturan itu dengan disiplin.
Sikap disiplin atau kedisiplinan
seseorang, terutama siswa berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan
tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplian rendah. Tinggi
rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang
berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan tersebut, antara lain yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap
pendidik, (3) lingkungan, dan (4) tujuan. Faktor anak itu sendiri mempengaruhi
kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan
kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi
dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap
individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penanaman kedisiplinan.
Selain faktor anak, sikap pendidik
juga mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh
kasih sayang, memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal
ini dimungkinkan karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada
pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras,
tidak peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman
kedisiplinan di sekolah.
Di samping itu, faktor lingkungan
juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Situasi lingkungan akan mempengaruhi
proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisis,
lingkungan teknis, dan lingkungan sosiokultural. Lingkungan fisis berupa
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas
atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural
berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat
tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang,
khususnya siswa.
Selain ketiga faktor di atas,
faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang
dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan.
Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut
harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan
penanaman kedisiplinan di sekolah
Tagged as: Materi Kepaskibraan
About the Author
Write admin description here..
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts
Bicara tentang mengantri di Indonesia masih sangat sulit didisiplinkan, sehingga diperlukan alat atau pembatas antrian sehingga tidak melebar dan tidak terkendali.
BalasHapusKami siap membantu anda dalam memenuhi kebutuhan tiang antrian, silahkan cek Koleksi Tiang Antrian Murah
Tiang Antrian Stainless berkata :
BalasHapusTerima kasih artikelnya sangat menarik untuk dibaca
terimakasih artikelnya ya, jika anda ingin tahu lebih lanjut tentang pencegahan ketidak disiplinan dalam mengantri silahkan Klik disini
BalasHapusterimakasih, mapir ke blog saya ya...
BalasHapusKlik disini
izin share artikelnya ya? nanti saya cantumkan linknya
BalasHapusDisiplin itu hebat.com